Dalam kesunyian malam, dalam temaram lampu sambil memandangi wajah - wajah lugu yang terlelap dengan tenang. Disinilah, kembali aku temukan diri menulis dengan tenang di blog ini. Tulisan ini sebenarnya bersifat personal, namun ingin pula dibagikan pada khalayak pembaca blog :)).
Setelah menulis dengan penuh susah payah dan berlinang air mata pada jurnal harian tadi, ingin sekali aku menulis sekenanya disini. Sekedar menyembuhkan dan merenungkan sekumpulan tulisan yang aku baca hari ini. Esensinya, hanya perihal takdir dan kebiasaan menulis.
Kebiasaan menulis buku harian sudah ditanamkan oleh Mama sejak kecil, untuk mencatat berbagai peristiwa dan mengenangnya. Sejak kelas 3 SD sudah kumiliki buku harian, berlanjut hingga sekarang. Namun sejak SMP, aku terbiasa menulis berbagai kejadian menarik atau perasaan hati di manapun, termasuk di buku pelajaran. Sejak SMA lah aku kemudian rajin menuliskannya kembali pada buku khusus, yang disebut Diary. Dan sejak itu pula, dimulailah...dear diary....yang semakin rajin kulakukan sejak jatuh cinta. Ya, jatuh cinta itu bisa menjadi hikmah bagiku, menjadikan ku rajin mengubah puisi dan menulis di Diary.
Semakin lama, aku semakin menikmati menulis Diary (maksudku jurnal harian) dan blog. Untuk urusan blog, kadang kala aku sangat ketat memilih apa yang akan aku post agar isinya tidak sekedar keluhan namun bermanfaat bagi pembaca. Tapi kadang pula aku bebas dan tidak perduli apa penilaian orang atas tulisan ku. Aku hanya butuh menulis, bercerita dan berbagi. Membaca kembali tulisan - tulisan di masa lalu, membuatku mempelajari diri sendiri tentang perubahan cara pikir, bertindak dan perasaan. Juga mengingatkanku, berapa lama aku akhirnya berani mengambil suatu keputusan, berapa lama akhirnya aku berubah dan berapa lama aku jatuh cinta. Ah, kadang - kadang aku geli sendiri membaca diary - diary itu. Betapa lugu, naif dan yahh....lebaynya aku di masa lalu. Ah iya, diary itu juga membantuku mempelajari psikologi orang yang lebih muda. Seperti apa, dan apa yang biasanya dipikirkan orang seusia itu.
Lucu rasanya, pada saat berusia 22 tahun aku merasa sudah cukup dewasa dan sudah cukup dengan musibah dan kesusahan hidup yang aku alami selama 2 tahun sebelumnya. Tapi sebetulnya, I have no clue.....bahwa sebenarnya masa depan yang akan aku hadapi tahun - tahun berikutnya, akan lebih berat.
Hari ini, setelah membaca satu bagian dari Buku 'Your Journey To Be The Ultimate U 2" aku menyadari bahwa tidak perlu lah menahan - nahan tulisan apapun yang muncul dari dalam kepalaku. Aku bebas menuliskannya di jurnal harian pribadi atau di blog ini, tanpa khawatir penilaian orang - orang yang membacanya selama semuanya adalah tulisan santun. Ah, insya Allah begitu, karena pikiranku ini nyaris jarang sekali berfikiran buruk, hehehe. Seperti tulisan kali ini, mengalir begitu saja, sudah tidak perduli dengan tata bahasa atau kemungkinan pilihan kata yang buruk sehingga menyulitkan orang untuk memahami. Yang aku inginkan dalam tulisan ini, pikiran yang meloncat - loncat dalam otak ini, bisa segera diwujudkan dalam bentuk teks. Dan ini lah jadinya, Tulisan yang (mungkin) amburadul. Silahkan baca atau abaikan :))
- love, Tiech -
0 komentar:
Post a Comment
thanks for the comment.
don't forget to write your name :).
have a nice day blogger.