8.12.14

meracau tentang....meracau

Sudah lama sekali rasanya tidak menulis di blog. Sejak terakhir kali menggilai K-POP dan perintilannya. Blog ini banyak menyimpan jejak kelabilan saya, bahkan sejak usia 19 tahun :D. Tapi post di usia itu, sudah dihapus semua, karena super alay sebenarnya. Lalu kenapa tiba - tiba menulis lagi hari ini? Rindu menulis dan begitu banyak hal yang menjadi pikiran saya akhir - akhir ini. hmm...all those assignments, presentations and reports keep me busy as always.  Memang, mengeluh dan excuse bukanlah sesuatu yang baik sih, tapi kadang - kadang saya ingin melakukannya. 

Beberapa hari yang lalu saya dan kawan saya saling berbagi kisah, lalu membicarakan seorang kawan kami yang begitu terobsesi pada seorang perempuan, sejak lama. Hingga terjadi konflik dahsyat diantara mereka, sang perempuan marah besar kepada kawan kami ini. Salah sepenuhnya memang ada pada kawan kami yang unik ini. Hingga kini, sang kawan masih meratapi kesalahannya dan boleh kubilang, hidupnya sangat terfokus untuk mendekati si gadis and trying too hard to impress that girl. Boleh dikatakan, dia terlalu terobsesi pada gadis ini hingga melupakan apa yang namanya tawakkal bahkan mungkin hakikat hidup yang sebenarnya. He always curhat about anything but doing nothing and never listen to any advice i gave him. 

Kawanku ini membuat saya berkaca, bahwa obsesi pada seseorang itu ibarat memegang pasir erat- erat, semakin kita tidak ingin melepasnya semakin banyak kita akan kehilangan. Dan pada saat kita benar - benar kehilangan, ketakutan - ketakutan yang pernah ada pun bermunculan. Obsesinya pada gadis itu tidak lebih dari sekedar ketakutannya sendiri dari perasaan terluka, perasaan sendiri tanpa menyukai siapapun. Itu sudut pandang saya, bahkan ada kemungkinan bahwa obsesi itu hanya sekedar tameng perlindungan, bukan karena dia benar - benar suka pada sang gadis, tapi karena dia teramat mencintai dirinya sendiri. Apa mungkin saya juga begitu? 
 
Mungkin manusia begitu. Semua orang butuh somebody to lean on, tapi yang terbaik adalah menyandarkan diri pada Allah.  Ada waktu di kala kesepian melanda kita, periksalah hati karena sepi itu hanya untuk hati yang lalai mengingatNya. Itu bukanlah hal yang mudah. Melawan diri sendiri, bangkit dan berusaha tetap pada jalur pencarianNya adalah usaha tanpa akhir, karena akan selalu berulang. Kita jatuh, terjerembab di suatu tempat yang bahkan kita tak tahu dimana, namun kita harus berjalan, mencari jalan untuk kembali padaNya. Sendiri itu tidak mudah, i mean literally sendiri, tanpa ada ttm, at least memiliki seseorang yang berarti untuk dirindukan diluar dari keluarga sendiri.
 
Sendiri tidak mudah tapi energi ini bisa dialihkan untuk hal - hal yang lebih bermanfaat, tidak hanya bagi diri sendiri tapi bagi orang lain. Saya tidak ingin membiasakan hidup sendiri, jadi saya ingin sekali melakukan kegiatan sosial. Saya ingin meredam ego pribadi, dengan berbagi dan banyak berinteraksi dengan dunia luar. Saya sendiri, dan saya tidak perlu melakukan cara - cara tidak baik untuk mengisi kesendirian saya kan? Saya percaya, Allah sedang menguji keyakinan saya. Saya percaya, meng-upgrade diri tiada henti adalah juga sebuah usaha mengakhiri kesendirian. Dan saya tahu, pada akhirnya tujuan kita, hanya kembali padaNya.

Oh, i really miss my nieces and nephews.

0 komentar:

Post a Comment

thanks for the comment.
don't forget to write your name :).
have a nice day blogger.