Alhamdulillah. Akhirnya beli novel ranah 3 warna, novel yang ditunggu - tunggu. Baru beli hari ini setelah memastikan kondisi keuangan baik - baik saja :). Saya membeli novel ini bersama sebuah buku berjudul 'terapi berpikir positif'. Akhir - akhir ini saya menyadari banyak energi negatif mengelilingi saya. Ini sangat melelahkan. Saya kehilangan kepercayaan diri, merasa sangat tidak berguna dan lemah otak. Beberapa minggu ini tanpa saya sadari saya sering mencaci diri sendiri. "Kenapa kamu begitu lambat, tiech?! kenapa kamu tidak secerdas dulu?! kenapa hal semudah ini saja tidak bisa kamu kerjakan?!". Saya merasa benar - benar tidak berharga. Hari ini sepertinya adalah akumulasi energi negatif itu. Saya memutuskan membeli novel yang saya harap bisa membuat saya lebih positif dan bersemangat.
Saya rasa saya melakukan hal yang tepat. Pada lembar ke 7 novel Ranah 3 Warna, saya membaca rangkaian kata bijak yang merupakan Syair Ahmad Hasyimi. Syair ini didapat oleh penulis saat mendapat pendidikan di pesantren Gontor.
Bersabar dan ikhlaslah dalam setiap langkah perbuatanTerus meneruslah berbuat baik, ketika di kampung dan rantauJauhilah perbuatan buruk, dan ketahuilah pelakunya pasti diganjar, di perut bumi dan diatas bumiBersabarlah menyongsong musibah yang terjadi dalam waktu yang mengalirSungguh di dalam sabar ada pintu sukses dan impian kan tercapaiJangan cari kemuliaan di kampung kelahiranmuSungguh kemuliaan itu ada dalam perantauan di usia mudaSingsingkan lengan baju dan bersungguh-sungguhlah menggapai impianKarena kemuliaan tak akan bisa diraih dengan kemalasanJangan bersilat kata dengan orang yang tak mengerti apa yang kau katakanKarena debat kusir adalah pangkal keburukan
Untuk seorang yang tinggal di perantauan seperti saya, syair ini benar - benar menjadi motivasi. Apalagi setelah sehari ini, saya merasa 'lelah' sekali. Oh iya, yang menarik dalam ranah 3 warna ini juga dibahas mantra man shabara zhafira. Dalam sinopsisnya yang bisa dibaca di situs negeri 5 menara.com ini dinyatakan:
with love, tiech.
Rupanya “mantra” man jadda wajada saja tidak cukup sakti dalam memenangkan hidup. Alif teringat “mantra” kedua yang diajarkan di Pondok Madani: man shabara zhafira. Siapa yang bersabar akan beruntung. Berbekal kedua mantra itu dia songsong badai hidup satu persatu.Setelah membaca sinopsis yang saya kutip diatas, saya semakin bersemangat membaca buku kedua dari Negeri 5 Menara ini. Seperti yang saya ceritakan pada postingan sebelumnya, dua "mantra" itu juga telah menjadi bagian hidup saya sejak setahun yang lalu. Saya mengharapkan lebih banyak inspirasi dan motivasi yang bisa saya peroleh dengan membacanya.
with love, tiech.
yg paling menohok : "Jauhilah perbuatan buruk, dan ketahuilah pelakunya pasti diganjar, di perut bumi dan diatas bumi"
ReplyDelete:)....maka jauhilah yank hehe :)
ReplyDelete