9.11.23

Solitude Night of a 36

Sudah lama aku tidak meminum kafein. Bukan karena apa-apa, hanya saja amandel meradang dan pada banyak kesempatan aku tidak begitu sehat untuk menegak kopi. Tapi hari ini aku meminum dua gelas. Keduanya kopi hitam, terakhir aku minta tambahan double shots espresso. Alhasil, selelah-lelahnya aku hari ini, mataku masih terjaga hingga pukul dua dini hari. 

Begitu banyak pekerjaan yang sedang menumpuk dan menjadi beban pikiranku. Beberapa pekerjaan membuatku bertanya-tanya, mengapa aku bekerja sekuat dan serajin ini? Aku sedang tidak ingin membuat siapa pun terkesan. Hanya saja aku terbiasa dengan kesibukan. Tanpa kesibukan aku rasanya bisa menjadi gila dan tenggelam dalam kesepian yang mendalam. 

Bukankah masih ada kedua orang tua? Ya, aku sangat bersyukur masih mereka dampingi di dunia ini. Kalau dulu masih suka aku bercerita pada keduanya. Kini aku memilih mengatupkan rapat-rpaat mulutku. Tidak ingin di usia senja ini mereka mengkhawatirkan hidupku. Hidup anaknya yang penuh masalah dan berantakan sekali. 

Malam semakin dalam menyalakan sunyinya. Dalam hening ini aku mencoba menemukan diriku sendiri. Mencari-cari aku yang tergulung dalam kesibukan yang entah mengarah pada jalan hidupku yang mana. Kesibukan yang begitu acak dalam 6 tahun pertama di periode usia tiga puluhku. 

Tiba-tiba aku berpikir, kenapa waktu begitu cepat berlari? Rasanya baru saja aku menulis resolusi dan kontrak hidupku di usia 30, kini, hanya beberapa tahun lagi, usiaku masuk kepala empat. 

Apa yang berbeda dariku? Apa yang berbeda dari aku yang berusia dua puluh? Kehidupan seperti apa yang akan aku hadapi di empat puluh? Mampukan aku memeluk proses penuaanku dengan penuh cinta dan kasih pada diri sendiri? 

Apa yang sudah aku lakukan dalam puluhan tahun hidup sebagai manusia dewasa? Dosa atau amal baikkah yang aku tabung selama hidupku? Aku ingin mendapatkan kesudahan dan akhir hidup yang terbaik. Aku tidak ingin di akhirat kelak menyesali semua waktu yang tidak kugunakan dengan baik untuk bekal akhiratku. 

Menikah? Tentu aku ingin. Sungguhpun aku bisa mandiri, namun hidup seorang diri sungguh sepi. Walau dalam banyak waktu aku menikmati sendiri dan ruang pribadi, namun pada banyak hal akupun ingin berbagi dengan pasanganku. Tapi, keinginan itu tidak lagi menjadi harapan yang kuidam-idamkan seperti aku dua puluh dahulu. S

Aku hanya ingin hidup berarti dan menjalaninya sebaik-baiknya. Apa yang akan wariskan pada dunia ini? Apa yang akan menjadi bekalku nanti di hari akhir, 

Semuanya adalah pekerjaan yang menanntang diri. Tapi, aku yakin Allah menciptakanku menjadi kuat. Dan ia memberikan takdir yang bagiNYa mampu aku jalani. 



6.5.23

A short note

Waktu berlalu begitu cepat. Terlalu cepat hingga tiba-tiba masa muda yang aku banggakan hilang. Menghadapi kehidupan sebagai seorang yang dewasa. Kehilangan gairah, pesona, dan hasrat akan keindahan. Aku hanya ingin kedamaian, menikmati sunyinya hidupku. 

29.10.20

Hidup

 I'm crying out for help

will someone notice it. 

I need help

I don't even feel my feet on the ground. 

And the noise keep judging me from inside

i feel like dying


19.10.20

Mimpi

Dua belas tahun. 

Aku bahkan masih mengingatnya. Aku merasa mungkin aku benar-benar tidak waras. Separuh hidupku aku menyimpannya. Kenangan yang tidak ingin aku ingat dan kenang. Tapi hari ini aku melihatnya, terasa amat nyata. Sebelum akhirnya aku sadar, bahwa itu mimpi. Dia yang datang dari kejauhan. Semua teman yang berbisik padaku bahwa dia tidak seorang. Dia yang bertanya kenapa aku belum menikah. Tidak ada rasa canggung dalam mimpiku. Semua baik-baik dan biasa saja. Begitu aku sadar bahwa aku bermimpi, tidak ada rasa kecewa. Rasa yang tertinggal hanyalah rasa. Ternyata setelah 17 tahun lamanya aku tetap memimpikannya, punya rasa yang sama. Tapi sudahlah. Itu hanya mimpi. Tak perlu aku kenang lagi yang sudah pergi. Biarkan dia menjadi penghias kisah silam. Pewarna kehidupan. 

Sambas, 18 Oktober 2020 

11.7.20

Semua yang kurasakan saat ini

Dentum
Mendentum
irama musik mendentum
bersama detak jantung

tak seorang pun
akan paham tentang tiap momentum
yang tak ingin aku rasakan 
Sepi
Ramai
Sedih
Lelah

semua telah menjadi satu.
aku tak ingin ini terulang. Aku ingin menyelesaikan ini semua
aku ingin ini semua selesai
selesai

sungguh, terlibat dengan orang lain sungguh merepotkan
tapi aku pun tak bisa diam
sudah janji dalam kehidupan
bahwa aku akan menjadi perempuan
yang peduli dan kuat dalam segala keadaan

tapi kadang...
sungguh aku ingin mengatakan sekeras mungkin
sekuat mungkin, senyaring mungkin
tak bisakah orang-orang ini hidup dan jalani hidup dengan semangat
tak usah merepotkan
sungguh merepotkan harus membujuk dan mengajak orang lain bertahan
bila dia sendiri sebetulnya tak ingin bertahan dan menyerah
aku ... tak peduli
apa aku sungguh tak peduli? 

aku tidak ingin menjadi alasan seseorang bertahan
juga tak ingin menjadi alasan seseorang pergi meninggalkan
tapi sungguh ini keadaan 
yang membingungkan
yang melelahkan
dan menguras jiwa raga 
mengapa orang percaya, 
bahwa aku mampu melewatinya?

tau apa mereka tentang kekuatan? 
tau apa mereka tentang kehidupan? 
tentang privillege menjadi seorang lajang? 

mereka bukan aku
tidak melihat dengan mataku
tidak merasa dengan hatiku
tidak berjalan dengan kakiku
tidak bekerja dengan tanganku
atas dasar apa mereka katakan bahwa hidupku ringan?
hanya karena aku tak punya pasangan? 

kehidupanmu sebagai seorang lajang mungkin lebih mudah
dibanding kehidupanmu sebagai seorang bunda
tapi bukan berarti hidup seorang lajang lain lebih mudah dari hidupmu yang berumah tangga mengurus bayi, rumah, dan suami. 
karena kau tidak pernah alami
karena apa yang kau alami waktu lajang
berbeda dengan orang lain alami. 

Berhentilah menghakimi. 
Berhentilah mengharapkan ia melakukan sepertimu. 

Berhentilah.  

Sbs, 11.7.20

2.7.20

About Judging

There are so many things that we don't know about others. And there are so many things that we won't tell others about ourself.
So stop judging people and yourself. 

27.6.20

Semua

Semua hal yang pernah terjadi
Semua hal yang pernah dirasakan
Kini jadi kenangan
Kini tak bisa dirasakan
Suka, duka, tangis, dan tawa
Semua hanya lah rasa yang sementara
ketika dikenang di suatu masa kelak
ia hanya 'kan jadi cerita
betapa hidup penuh warna

6.4.20

What is your passion?

Work hard. If you work hard you'll conquer anything. This time is for you to learn something.
Those are words that i used to said to my younger self. Like 7-10 years a go?

I've switched job, switched work place, but i think i never really know what my passion is. I just work hard. I just tried to do my best. But when things got rough and i feel like i can't handle it anymore. I give up. Back then, i've always thought about resign. But for years i couldn't do it because of some reasons.

When i think i've got my calling job, i finally resigned. My friends told me that he has some projects for me in my hometown. So, i decided to go back to my hometown, take care of my parents, while prepare myself to be a lecturer. But things wasn't going smooth. I was unemployed for almost two years. Well, i did some freelance projects. But it wast like dor 3-4 months. The other months spent for my volunteer works and taking care of my parents.

Now, i am lecturer. But things are not going well. I never imagined being lecture is this hard. I was thought about teaching only. I forget the other aspects. And just in moths after i started this work, i feel unmotivated. I don't know why am i doing this. I often question my choice. Is this the life that i really want to? I've spent my 20's working like no tomorrow. Why should i work like that in my 30's too? 

I fell like the load of my works just as same as my previous jobs. But it worst when i looked at my bank account. Why i do this job? Why i choose this? Why can't i live a fancy, independent, and perfect life like i imagined.

These days, i often question myself .... why do i work so hard? why do i always give my best? Why do people keep expect me to handle such big thing?

I want to be free. But, i never really know what my passion is. When things got really hard, i thought that teaching students is my passion. Contribute to others is my calling. I thought i like teaching and learning. But now, i start to think that i was just running away. Or maybe i like them as hobbies. Not for something i do as a professional. I'm afraid, if i switch my job again, i will be in this situation again.

Lately, i feel like i'm doing things without passion at all. Just do it. It is your responsibility. I keep telling myself that.

Is this how we live in our 30s?


27.3.20

Kembali

Kehidupan berjalan begitu cepat. Kenapa aku merasa sudah tiba-tiba menjadi dewasa? Masa kecil kini semakin memudar dari ingatanku. Tapi sungguh aku ingin kembali pada masa itu. Dunia terasa damai. Satu-satunya pikiranku hanya tentang pelajaran. Kemana telah kuhabiskan seluruh umurku? 
Aku ingin kembali. Meskipun hanya di dalam mimpi. 
Bisakah waktu kupaksa berputar kembali?

21.1.18

K O S O N G

sunyi menyusur hati
bisu membalut diri

di tiap langkah aku ragu
haruskah ku tunjukkan
atau bersembunyi

ah, sudahlah
bukankah rasa selalu hilang
kemudian berganti

yang ini pun akan begitu
tetap terkubur
tak perlu terungkap
karena tak bermakna

rasa ini tak menarik
tak cukup untuk diperhatikan
ia seperti buih di lautan
ini sungguh perasaan yang tidak perlu dipentingkan

karna bukan dari sang dewi
nan berparas indah menawan
atau jiwa yang menyenangkan

ia hanya sepi
dari jiwa yang terpinggirkan
sendiri

#mellowJanuary