22.11.24
Ikhlas
21.11.24
Hai 2024, apa kabar?
Tiba-tiba akhir tahun 2024 menjelang. Aku belum sempat bercerita apa pun pada kalian. Membiarkan blog ini usang untuk bertahun-tahun lamanya. Banyak yang terjadi di tahun ini, kesibukan, keleleahan, perasaan cinta, dan patah hati yang terjadi di masa yang sama. Kadang-kadang aku berpikir, mungkinkah plot twist itu akan datang kembali. Masihkah Allah akan berbaik padaku?
Aku menulis di blog ini sejak 15 tahun lalu. Kini aku menginjak 37. Berbagai rasa, peristiwsa, telah berlalu begitu saja. Otakku mengolah semua dan menyimpannya sendiri. Tak heran, aku kelelahan.
Aku, masih sendiri.
Tapi kini, di kampung halamanku sendiri.
Menemani kedua orang tua yang kini mulai merasa sepi dengan dunia ini.
9.11.23
Solitude Night of a 36
Sudah lama aku tidak meminum kafein. Bukan karena apa-apa, hanya saja amandel meradang dan pada banyak kesempatan aku tidak begitu sehat untuk menegak kopi. Tapi hari ini aku meminum dua gelas. Keduanya kopi hitam, terakhir aku minta tambahan double shots espresso. Alhasil, selelah-lelahnya aku hari ini, mataku masih terjaga hingga pukul dua dini hari.
Begitu banyak pekerjaan yang sedang menumpuk dan menjadi beban pikiranku. Beberapa pekerjaan membuatku bertanya-tanya, mengapa aku bekerja sekuat dan serajin ini? Aku sedang tidak ingin membuat siapa pun terkesan. Hanya saja aku terbiasa dengan kesibukan. Tanpa kesibukan aku rasanya bisa menjadi gila dan tenggelam dalam kesepian yang mendalam.
Bukankah masih ada kedua orang tua? Ya, aku sangat bersyukur masih mereka dampingi di dunia ini. Kalau dulu masih suka aku bercerita pada keduanya. Kini aku memilih mengatupkan rapat-rpaat mulutku. Tidak ingin di usia senja ini mereka mengkhawatirkan hidupku. Hidup anaknya yang penuh masalah dan berantakan sekali.
Malam semakin dalam menyalakan sunyinya. Dalam hening ini aku mencoba menemukan diriku sendiri. Mencari-cari aku yang tergulung dalam kesibukan yang entah mengarah pada jalan hidupku yang mana. Kesibukan yang begitu acak dalam 6 tahun pertama di periode usia tiga puluhku.
Tiba-tiba aku berpikir, kenapa waktu begitu cepat berlari? Rasanya baru saja aku menulis resolusi dan kontrak hidupku di usia 30, kini, hanya beberapa tahun lagi, usiaku masuk kepala empat.
Apa yang berbeda dariku? Apa yang berbeda dari aku yang berusia dua puluh? Kehidupan seperti apa yang akan aku hadapi di empat puluh? Mampukan aku memeluk proses penuaanku dengan penuh cinta dan kasih pada diri sendiri?
Apa yang sudah aku lakukan dalam puluhan tahun hidup sebagai manusia dewasa? Dosa atau amal baikkah yang aku tabung selama hidupku? Aku ingin mendapatkan kesudahan dan akhir hidup yang terbaik. Aku tidak ingin di akhirat kelak menyesali semua waktu yang tidak kugunakan dengan baik untuk bekal akhiratku.
Menikah? Tentu aku ingin. Sungguhpun aku bisa mandiri, namun hidup seorang diri sungguh sepi. Walau dalam banyak waktu aku menikmati sendiri dan ruang pribadi, namun pada banyak hal akupun ingin berbagi dengan pasanganku. Tapi, keinginan itu tidak lagi menjadi harapan yang kuidam-idamkan seperti aku dua puluh dahulu. S
Aku hanya ingin hidup berarti dan menjalaninya sebaik-baiknya. Apa yang akan wariskan pada dunia ini? Apa yang akan menjadi bekalku nanti di hari akhir,
Semuanya adalah pekerjaan yang menanntang diri. Tapi, aku yakin Allah menciptakanku menjadi kuat. Dan ia memberikan takdir yang bagiNYa mampu aku jalani.
6.5.23
A short note
Waktu berlalu begitu cepat. Terlalu cepat hingga tiba-tiba masa muda yang aku banggakan hilang. Menghadapi kehidupan sebagai seorang yang dewasa. Kehilangan gairah, pesona, dan hasrat akan keindahan. Aku hanya ingin kedamaian, menikmati sunyinya hidupku.
29.10.20
Hidup
I'm crying out for help
will someone notice it.
I need help
I don't even feel my feet on the ground.
And the noise keep judging me from inside
i feel like dying
19.10.20
Mimpi
Dua belas tahun.
Aku bahkan masih mengingatnya. Aku merasa mungkin aku benar-benar tidak waras. Separuh hidupku aku menyimpannya. Kenangan yang tidak ingin aku ingat dan kenang. Tapi hari ini aku melihatnya, terasa amat nyata. Sebelum akhirnya aku sadar, bahwa itu mimpi. Dia yang datang dari kejauhan. Semua teman yang berbisik padaku bahwa dia tidak seorang. Dia yang bertanya kenapa aku belum menikah. Tidak ada rasa canggung dalam mimpiku. Semua baik-baik dan biasa saja. Begitu aku sadar bahwa aku bermimpi, tidak ada rasa kecewa. Rasa yang tertinggal hanyalah rasa. Ternyata setelah 17 tahun lamanya aku tetap memimpikannya, punya rasa yang sama. Tapi sudahlah. Itu hanya mimpi. Tak perlu aku kenang lagi yang sudah pergi. Biarkan dia menjadi penghias kisah silam. Pewarna kehidupan.
Sambas, 18 Oktober 2020
11.7.20
Semua yang kurasakan saat ini
aku tak ingin ini terulang. Aku ingin menyelesaikan ini semua
2.7.20
About Judging
So stop judging people and yourself.
27.6.20
Semua
Semua hal yang pernah dirasakan
Kini jadi kenangan
Kini tak bisa dirasakan
Suka, duka, tangis, dan tawa
Semua hanya lah rasa yang sementara
ketika dikenang di suatu masa kelak
ia hanya 'kan jadi cerita
betapa hidup penuh warna
6.4.20
What is your passion?
Those are words that i used to said to my younger self. Like 7-10 years a go?
I've switched job, switched work place, but i think i never really know what my passion is. I just work hard. I just tried to do my best. But when things got rough and i feel like i can't handle it anymore. I give up. Back then, i've always thought about resign. But for years i couldn't do it because of some reasons.
When i think i've got my calling job, i finally resigned. My friends told me that he has some projects for me in my hometown. So, i decided to go back to my hometown, take care of my parents, while prepare myself to be a lecturer. But things wasn't going smooth. I was unemployed for almost two years. Well, i did some freelance projects. But it wast like dor 3-4 months. The other months spent for my volunteer works and taking care of my parents.
I fell like the load of my works just as same as my previous jobs. But it worst when i looked at my bank account. Why i do this job? Why i choose this? Why can't i live a fancy, independent, and perfect life like i imagined.
These days, i often question myself .... why do i work so hard? why do i always give my best? Why do people keep expect me to handle such big thing?
I want to be free. But, i never really know what my passion is. When things got really hard, i thought that teaching students is my passion. Contribute to others is my calling. I thought i like teaching and learning. But now, i start to think that i was just running away. Or maybe i like them as hobbies. Not for something i do as a professional. I'm afraid, if i switch my job again, i will be in this situation again.
Lately, i feel like i'm doing things without passion at all. Just do it. It is your responsibility. I keep telling myself that.
Is this how we live in our 30s?