6.1.17

Suatu pagi

Langit terhampar awan abu - abu. Matahari masih bisa kulihat membulat bercahaya dari balik kaca mobil ini. Memancarkan jingga yang lembut. Hangat yang tak menyengat.
 Jalanan ramai. Banyaknya kulihat petugas berompi hijau terang di tengah jalan. Ibu - ibu dan Bapak - bapak yang membonceng anaknya dengan seragam. Aku melihat ponsel. Pukul 7 pagi sebentar lagi.
Aku menikmati langit dan bumi pagi ini. Dengan perasaan yang diaduk - aduk.
Barusaja melepas pelukan Mamak.  Dan menatap matanya. Ah, pagi belum terlalu panas, tapi aku ingin berteduh di sana.
Perpisahan kali ini mungkin yang paling berat yang bisa kuingat. Hanya seminggu dirumah, tapi setidaknya aku berguna. Tidak leyeh - leyeh. Memanfaatkan waktu yang ada untuk Mama'. Sepagi ini biasanya kami sedang menyusuri jalan ramai itu. Mama' yang terhuyung - huyung mengikuti langkahku. Mama' yang menggamit lenganku agar dapat berjalan lurus. Dan Mama' yang bercerita tentang hal - hal yang tak kusangka - sangka.
Hari ini kebiasaan baru itu tertunda. Hingga kepulanganku berikutnya.
Ini jadi perpisahan yang berat. Karena tak ada aku yang menemani Bapak di depan televisi. Berdiskusi banyak hal. Mulai dari berita kenaikan harga, hingga d Academy Asia. Ah, pulang dulu, aku berbuat apa. Rasanya baru kali ini menjadi berarti.
Ini perpisahan yang berat. Karena biar aku pernah merasa benci, tapi aku bisa melihat mata abangku kini. Menelusuri matanya yang menyembunyikan kepedihan berbalut sesal dan amarah. Ah, mendung pagi kini malah menurunkan hujan dimataku. Bagaimana cara menyembunyikan hujan ini? Aku malu. Banyak orang di mobil ini.
Perpisahan kali ini berat. Karena dongeng karangan nan mengada - ada dan nyanyian pengantar tidur dariku tertunda sementara. Mata bulat mungil yang menatapku setiap hari itu akan kurindukan lagi. Pinta untuk tidur di kamarku setiap malam juga berhenti. Ah, besok lusa aku sendiri lagi.
Anak - anak selalu istimewa. Betapa pun lelahnya aku mengikuti mereka, melihat mereka bahagia, energiku kembali sempurna. Mereka selayak penguras energi sekaligus daya pengisi.
Ini perpisahan yang berat. Karena aku sedang bahagia ketika aku harus kembali.

Langit pagi semakin bersih. Membiru. Matahari semakin menyilaukan.
Sepertinya awan abu - abu tadi sudah pindah ke hatiku. Tapi dia tidak membawa dirinya sendiri. Ia membawa sedikit sinar lembut matahari. Menghangatkan hati, menjalar hingga wajahku.

Ini masih pagi.
Dan perpisahan ini masih berat.

0 komentar:

Post a Comment

thanks for the comment.
don't forget to write your name :).
have a nice day blogger.